
Sepi. Berat. Itulah yang setidaknya ku rasakan saat ini. Semua indraku belum berfungsi dengan baik. Telingaku, tengah berusaha menyempurnakan pendengarannya. Aku menarik nafas kembali. Mataku, masih terpejam dan seluruh tubuhku terasa kaku. Meski begitu, samar-samar ku dengar suara indah itu. Yang membuatku tenang dan sangat tenang. Hujan. Ya, suara hujan adalah nada terindah yang pernah ku dengar selama ini.
Tenagaku terasa memudar. Aku tau, aku tengah berbaring sekarang. Di suatu tempat yang bahkan aku sendiri belum mengetahuinya. Sebenarnya, bisa saja saat ini aku membuka mataku dan memeriksa dimana diriku sekarang. Tapi… aku. Aku ingin bersantai dulu. Ya, seperti ini. Dengan tubuh lemah, yang dapat ku lakukan memang hanya seperti ini bukan? Berbaring dengan memejamkan mata. Setidaknya ada suara rintik itu yang membuatku tak bosan. Sudahlah, kalau bisa aku ingin melakukan ini selamanya. Entah kenapa.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi padaku sebelumnya?
“hey.. cepat.. sadarlah sayang..”
Tunggu. Suara lembut itu? Suara lembut yang seolah menyadarkan bahwa aku harus cepat sadar, bahwa ada seseorang yang tengah menungguku kini, dan ya, aku bukanlah gadis malas yang senang membiarkan tubuhnya terus berdiam kaku. Aku, aku harus bangun sekarang..!
Jadi, suara siapa tadi? A.. Abang? Benarkah?
Ku kumpulkan seluruh tenaga yang masih tersisa untuk membuka pejaman ini. Sulit, sangat sulit. Kenapa? Awalnya.. aku ingin menyerah, awalnya.. aku ingin berhenti, awalnya.. aku tak kuat. Sungguh pedih. Dan akhirnya sia-sia semua pikiranku tadi. Karena sekarang aku berhasil. Berhasil membuka kelopak ini.
Ah.. sungguh. Tapi..
—
Yup, akhirnya.. tepat waktu juga, pikirku senang. Kerja kerasku selama ini untuk menyisakan uang saku selama 6 bulan akhirnya selesai. Tepat seminggu sebelum Study Tour dilaksanakan, dan ak
... baca selengkapnya di Pesan Yang Kurang - Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar